BERCERMINLAH DARI SUKU SASAK YANG GELAP GULITA

LOMBOK, I AM COMING !


Senin, 30 Juli 2018

Menunggu tanggal ini begitu deg degan, Karena Saya akan berpetualang, Eksplorasi, Survei Provinsi Nusa Tenggara Barat.  Sebenernya perjalanan ini adalah Bonus dari tujuan awal saya untuk menghadiri Kopdarnas EL-Preneur Indonesia, Next Level Lombok.  Pelaku Industri Exsperiential Learning Indonesia. Sudah berbulan bulan saya menunggu kesepatan Emas untuk bertemu dengan rekan rekan se-Indonesia.
Jam 03:00 Subuh saya sudah bangun untuk menuju  Minangkabau Internasional Air Port, karena jadwal pesawat menuju Jakarta dari Padang Jam 05:45. Di Jakarta Assesor dan Mentor Saya Mas Yuniga Fernando sudah menunggu dengan senyuman mengembang di Kedatangan. Saya menantikan sekali bertemu dengan Mas Ega untuk menantikan diskusi kami yang tak berkesudahan tentang apa saja, tentu saja selalu tentang Metode EL dan nilai nilai kehidupan lainnya. Setiap bertemu dengannya, Aku seperti selalu men_download kembali Apliakasi di otak ku untuk upgrade kembali apa saja tentang diskusi kami.




Oke, Jam 13:15 Siang pesawat kani sudah Landing di Lombok Praya International Airport, Lombok. Satu lagi rekan kami sama sama – sama member Aeli Mas Mahardika dari Surabaya, yang juga Owner Timur Langit  Training & Development asal Surabaya. Pertama kali bertemu dengan Pria ini pikiran ku langsung menebak karakternya yang seru, ya... kebanyakan pelaku EL yang selalu humble. Oke terbentuklah kami menjadi Buddy Traveling yang ditemani Abraham Firmasyah atau di panggil Balung  muda perantauan dari Surabaya yang membuka usaha Sport Toursm di Lombok Canyoning Tour. Mas Balung menjadi pusat informasi kami tentang NTB, meskipun pria kelahiran Gresik, Jawa Timur ini perantauan yang memberanikan diri sudah dua tahun di Lombok, dia cukup memuaskan dahaga keingintahuan ku tentang NTB. Dalam hati aku bergeming its will be awsome trip. So, sekarang kami sudah empat orang.

Tidak dipungkiri, perut kami sudah keroncongan meminta makan siang. Langsung saja Mas Ega tanya tempat makan yang recomendet. Aku pun request “Jangan makanan Padang” karena aku mau wisata kuliner juga agar komplit perjalanan ku kali ini dengan Wisata Kulinernya juga. Restoran pertama kami berada di Jalan By pass dari Bandara di Nasi Puyung Restoran. Nasi puyung adalah Campuran Nasi dengan lauk pauk Ayam Goreng Kampung yang digoreng, Kacang panjang, serundeng kentang, nah yang paling khas itu adalah Ayam suwir dicampur dengan bumbu yang gurih. Harga satu porsinya adalah 16.000 Rupiah.


Kami pun mulai merencanakan perjalanan keren ini, Tujuan pertama kami adalah mengeksplore Dusun Desa Beleq Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan Lombok Utara – Nusa Tenggara Barat. Menuju Desa ini menghabiskan waktu 2.5 Jam / 80 Km. Selama perjalanan melewati Lombok Barat, Mataram, Sengigih, Pemenang, Kota tanjung, Kecamatan Gangga dan sampailah kami di kecamatan Kayangan. Selama perjalanan mata kami disuguhkan oleh bentangan alam yang sangat Indah, pinggiran pantai dengan Ombaknya yang menanti Surfer Dunia menelan air ludah jika melihatnya,   dan deretan Hotel, Cottage yang tertata rapih dengan View bibir pantai dengan lautan membiru sepanjang mata memandang.  Juga yang menarik adalah Jalan raya yang berliku dan mulus. Sebagai Kota yang masih terbilang baru beberapa tahun ini untuk pengembangan Wisata Kota Lombak cukup berbenah mempersiapkan Kotanya menjadi pusat Kota Wisata. Meskipun di beberapa lokasi masih terlihat tumpukan sampah yang belum terorganisir dengan baik. Well, suatu hari aku yakin sadar Wisata akan membawa Lombok menjadi lebih baik lagi. Kami sampai di Desa Gumantar sudah pukul 06.00 sore. Yang anehnya di Desa ini masih terang meskipun sudah pukul 6 sore.


BERCERMINLAH DARI SUKU SASAK YANG GELAP GULITA

Cermin adalah suatu benda untuk berkaca, memantulkan diri dengan sebuah cermin mengamati dan mengambil nilai filosofi dari pantulannya. Makna tersirat yang mampu mengubah karakter dan cara pandang dalam menyikapi kehidupan.
Setibanya Kami di Dusun Gumantar, sebagai seorang Mouslim kedatangan Kami di hadiahi pemandangan anak anak Babi yang bersileweran di sepanjang Jalan masuk ke Suku Sasak. Aku hanya diam melihat pemandangan itu, Aku membayangkan tempat dimana Aku tidur nanti dikelilingi oleh Babi seperti ketika Aku di Mentawai. Namun beberapa kilo pejalanan aku pun melihat Mesjid Mesjid dan kehidupan Muslim. Seperti bisa membaja fikiranku, Mas Firman yang mengantarkan kami pun bersuara “ disini antara Hindu, Muslim, dan Kristen hidup berdampingan.  
aghhhtttt..... Ngantuk.... Bersambung.... 







Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LORENT HOMESTAY

PAGANG ISLAND

CLIMBING MOUNT MERAPI